Tips Dalam Membangun Rumah Tangga
20 October 2015
Tips Dalam Membangun Rumah Tangga (iwanardika.com) - Meskipun segala kejadian di alam dunia ini termasuk perkara yang dialami oleh semua manusia, dalam hakikatnya semua adalah ketentuan dari Allah Subhanahu Wata'ala, tetapi manusia tetap diperintahkan supaya ikhtiar agar menata kehidupan yang penuh dengan ketentraman, ketenangan dan kebahagiaan dan lebih jauhnya agar bisa bertemu dengan kesenangan baik lahir maupun batin.
Diantara jalan yang jadi dasar agar bisa meraih ketentraman yaitu Allah Subhanahu Wata'ala sudah menciptakan manusia jodoh-jodoh atau pasangan-pasangan, laki-laki dan perempuan atau perempuan dan laki-laki.
Allah Subhanahu Wata'ala berfirman: “Dan di antara tanda-tanda kekusaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istridari jenismu sendiri, supaya kamu merasa nyaman kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu mawadah dan rahmah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (QS.Ar-Rum:21)
Dalam rangka mendapatkan pasangan hidup, manusia tetap harus ikhtiar dulu agar mendapatkan pendamping hidup yang ideal, cocok dengan ketentuan Allah Subhanahu Wata'ala. Juga dengan ketentuan Rasulullah Shalallahu'alaihi Wasallam, laki-laki berhak memilih calon istri dan perempuan berhak memilih calon suami.
Rasulullah Shalallahu'alaihi Wasallam sudah memberikan ketentuan dalam cara memilih jodoh yaitu: Melihat rupa nya, melihat dunia nya, melihat agama nya.
Dan Rasulullah Shalallahu'alaihi Wasallam memerintahkan agar dalam memilih calon istri atau calon suami yaitu agama nya, sebab jika agama yang dijadikan pilihan utama itu akan membuka pintu berkah dalam menjalani hidup berumah tangga.
Memang, membangun rumah tangga itu bukanlah perkara yang mudah, tapi merupakan perkara yang berat dan memerlukan kesiapan diri dari mulai fisik /materil maupun mental spiritual, tidak hanya cukup sebab sudah punya bekal untuk nikahnya atau menafkahinya, tapi harus tahu bagaimana cara mengatur agar dalam rumah tangga benar-benar menimbulkan ketentraman dan ketenangan agar bisa bertemu dengan kebahagiaan ketika hidup di dunia atau ketika hidup di akhirat.
Dalam kehidupan rumah tangga, dari mulai istri, anak dan harta benda benar-benar jadi penghias yang hakiki, jadi pendingin hati, pelipur qalbu dan penghibur di waktu susah.
Meskipun harta benda, anak dan istri adalah ujian bagi kita, tapi jika oleh kita di hadapi dengan sabar dan tabah sambil diatur sebagaimana mestinya menurut aturan dan perintah dari Allah Subhanahu Wata'ala dan Rasul-Nya niscaya dalam hidup berumah tangga akan menemui kebahagiaan. Allah Subhanahu Wata'ala tetap akan memberikan kegembiraan dan menggembirakan orang-orang yang sabar.
Maka ketika akan membangun rumah tangga harus benar-benar di persiapkan terlebih dahulu dan di rencanakan hingga matang, entah itu ketika akan mempunyai istri atu suami, begitu juga seandainya ingin mempunyai keturunan.
Allah Subhanahu Wata'ala berfirman: "Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar." (QS.An-Nisa:9)
Bukan hanya takut tidak kebagian rezeki atau takut kelaparan, tapi takut dalam arti yang lebih luas, takut bagaimana kesehatannya, bagaimana cara mendidiknya. Zaman sekarang sudah bisa dirasakan ternyata anak-anak banyak yang menjadi nakal itu bukan karena kekurangan harta benda dari orang tuanya tapi karena salah mendidik di waktu kecilnya.
Untuk kedua orang tua tetap harus ada ikhtiar. Belum tentu bapaknya kiyai anaknya jadi santri atau anaknya jadi anak yang sholeh, kadang malah sebaliknya. Kemewahan dunia terkadang tidak bisa dijadikan andalan untuk lancarnya pendidikan anak-anak, malah bisa jadi sebab sibuk mengurus harta dunia dan kekayaan sampai anak terlupakan. Bapak terus mengejar karier dan profesi, yang jadi ibu sibuk mengurus organisasi di kantor yang jadi bapak. Akhirnya bapak dan ibu banyak meninggalkan rumah, anak-anak cuma cukup di beri jajan dan kebutuhan hidup lahiriyahnya saja, tapi kekayaan batiniyahnya tidak pernah terawasi. Sedangkan menurut ilmu pendidikan apalagi menurut agama islam bahwa ibu bapak adalah guru yang pertama. Mau jadi yahudi, nasrani atau atheis sekalipun itu tergantung kepada ibu dan bapaknya.
Tidak sedikit anak yang menjadi korban, pertamanya nggak betah di rumah, sebab di rumah tidak ada yang bisa jadi pembimbing, mendidik dan tidak ada yang memberi kasih sayang secara batiniyah, di rumah cukup dilayani oleh pembantu yang tidak mempunyai wibawa dan kharisma untuk anak-anak.
Pemerintah sekarang sudah memberi jalan untuk kita, dengan melaksanakan keluarga berencana dan program perbaikan gizi keluarga. Dan program ini menurut penyelidikan para ulama dan para ahli di bidang agama yang berdasar kepada aturan-aturan Allah Subhanahu Wata'ala dan sesuai dengan ketentuan Rasul-Nya sesuai dan tidak bertentangan dengan ketentuan agama.
Biarpun dalam memilih jodoh diutamakan harus dari yang mempunyai turunan yang banyak, bukan berarti harus banyak anak, tapi dalam rumah tangga harus bisa mewujudkan keturunan yang sehat dan kuat.
Allah Subhanahu Wata'ala membenci orang-orang yang tidak bisa memelihara amanah-Nya. Keluarga adalah amanah dari Allah yang harus dijaga dan dipelihara sebagaimana mestinya.
Allah Subhanahu Wata'ala berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai ( perintah ) Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS.At-Tahrim:6)
Allah Subhanahu Wata'ala berfirman: "Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik." (QS.Al-Baqarah:195)
Semoga bermanfaat bagi yang belum ataupun bagi yang sudah berumah tangga, Aamiin.