-->

Inilah Yang Harus Di Lakukan Suami Di Malam Pertama

Inilah Yang Harus Di Lakukan Suami Di Malam Pertama (iwanardika.com) -Malam pertama adalah malam yang paling mendebarkan bagi sepasang pengantin,sebab malam itulah mereka akan dapat menyatukan jiwa dan raga secara sah sesuai ketentuan Allah.Apa yang terjadi pada malam pertama mungkin tidak akan pernah dapat di lupakan oleh sepasang pengantin sepanjang hidupnya.

Malam pertama adalah malam yang sangat di tunggu-tunggu oleh pasangan yang telah sah menjadi suami istri. Segala hal yang terjadi di malam pertama akan menjadi kenangan yang tak terlupakan oleh pasangan suami istri.


Inilah Yang Harus Di Lakukan Suami Di Malam Pertama


Berikut ini hal-hal yang perlu di perhatikan pasangan suami istri saat memasuki malam pertama.
Saat pertama kali sang pengantin pria menemui istrinya setelah akad nikah,dianjurkan untuk melakukan beberapa hal berikut:

Pertama:Pengantin pria hendaknya meletakkan tangannya pada ubun-ubun istrinya sambil mendo'akan baginya.

Rasulullah Shalallahu'alaihi Wasallam bersabda:

"Apabila seseorang dari kamu menikahi wanita atau membeli seorang budak maka peganglah ubun-ubunnya lalu bacalah 'basmalah' serta do'akan lah dengan do'a berkah seraya mengucapkan: "Yaa Allah,aku memohon kebaikan istriku kepada-Mu dan kebaikan tabiatnya.Dan aku berlindung dari kejelekan istriku dan kejelekan tabiat yang Engkau tabiatkan padanya."

Kedua:Hendaknya ia mengerjakan shalat sunah dua rakaat bersama istrinya.

Dalam sebuah hadits dari Abu Wail di katakan: "Sesungguhnya seorang datang kepada Abdulah bin Mas'ud ra.lalu ia berkata: "Aku menikah dengan seorang gadis,aku khawatir dia membenciku." Abdulah bin Mas'ud berkata: "Sesungguhnya cinta berasal dari Allah,sedangkan kebencian berasal dari syetan untuk membenci apa-apa yang di halalkan Allah.Jika istrimu datang kepadamu ,maka perintahkan lah untuk melaksanakan shalat dua rakaat di belakangmu."

Lalu ucapkanlah (berdo'alah): "Yaa Allah berikanlah kepadaku dalam keluargaku dan berikanlah keberkahan kepada mereka dalam diriku.Yaa Allah,berikanlah rezeki kepadaku lantaran mereka,dan berikanlah rezeki kepada mereka lantaran aku.Yaa Allah,satukanlah antara kami berdua selama Engkau menyatukan dalam kebaikan dan pisahkan lah antara kami berdua jika Engkau pisahkan untuk kebaikan."

Ketiga:Bercumbu rayu dengan penuh kelembutan dan kemesraan .Misalnya dengan mencium kening dan pipi,membisikkan kata-kata pujian dan indah,dan sebagainya.

Rasulullah Shalallahu'alaihi Wasallam bersabda:

"Janganlah sekali-kali ada diantara kalian yang bersenggama bersama istrinya sebagaimana yang dilakukan oleh hewan.Sebaiknya di antara keduanya menggunakan suatu perantara.Ditanyakan kepada Nabi: "Apa yang dimaksud dengan perantara itu?" Nabi menjawab: " Yaitu menciun dan bercakap-cakap yang indah-indah." (HR.Ad-Dailami)

Dalam hadits lain,Beliau bersabda:

"Apabila berkumpul (bersenggama) seorang dari kalian dengan istrinya, maka tidak boleh langsung telanjang seperti telanjangnya kedua keledai, akan tetapi hendaklah ia memulai dengan kehalusan kata (rayuan) dan ciuman." (HR.Ibnu Majah)

Keempat:Berdo'a sebelum jima (bersenggama),yaitu ketika seorang suami hendak menggauli istrinya,hendaklah membaca do'a berikut:

"Dengan menyebut nama Allah.Yaa Allah,jauhkan lah aku dari syetan ,dan jauhkanlah syetan dari anak yang akan Engkau karuniakan kepada kami."

Rasulullah Shalallahu'alaihi Wasallam bersabda:

"Maka apabila Allah menetapkan lahirnya seorang anak dari hubungan antara keduanya,niscaya syetan tidak akan membahayakannya selama lamanya."

Dan pada saat terjadi puncak kenikmatan (orgasme) dengan keluarnya sperma,hendaklah berdo'a dalam hati tanpa menggerakkan bibir dengan do'a berikut:

"Segala puji bagi Allah yang menjadikan manusia dari air (sperma),lalu Dia jadikan manusia itu punya keturunan dan keluarga .Sesungguhnya Dia adalah Tuhan Yang Maha Kuasa."

Kelima:Suami boleh menggauli istrinya dengan cara bagaimana pun yang di sukainya,asalkan pada kemaluan (vagina) nya,bukan pada selainnya:

Allah Subhanahu Wata'ala Berfirman yang artinya:

"Istri-istrimu adalah ladang bagimu, maka datangilah ladangmu itu kapan saja dan dengan cara yang kamu sukai.Dan utamakanlah (yang baik) untuk dirimu.Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu (kelak) akan menemui-Nya.Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang yang beriman." (QS.Al-Baqarah:223)

Ibnu Abbas ra.berkata: "Pernah suatu ketika Umar bin Khatab ra datang kepada Rasulullah Shalallahu'alaihi Wasallam lalu ia berkata : "Wahai Rasulullah celaka saya." Beliau bertanya: "Apa yang membuatmu celaka?" Umar menjawab: "Saya membalikkan pelana saya tadi malam." Dan Rasulullah Shalallahu'alaihi Wasallam tidak berkomentar apapun,hingga turunlah ayat kepada Beliau ayat 223 surat Al-Baqarah di atas.

Pelana adalah kata kiasan untuk istri.Yang di maksud Umar bin Khatab adalah menyetubuhi istri pada kemaluannya tetapi dari arah belakang.Hal ini karena menurut kebiasaan,suami yang menyetubuhi istrinya berada di atas,yaitu menunggangi istrinya dari arah depan.

Jadi,karena Umar menunggangi istrinya dari arah belakang,maka ia menggunakan kiasan "membalik pelana"

Lalu Rasulullah Shalallahu'alaihi Wasallam bersabda:

"Setubuhi lah istrimu dari arah depan atau dari arah belakang,tetapi hindarilah (jangan engkau menyetubuhinya) di dubur dan ketika sedang haid."

Seorang suami di perbolehkan mencampuri istrinya kapan saja, selama istri tidak dalam keadaan haid.Apabila suami telah melepaskan hajat biologisnya (ejakulasi),janganlah ia tergesa-gesa bangkit hingga istrinya melepaskan hajatnya juga.

Sebab dengan cara seperti itu terbukti dapat melanggengkan keharmonisan dan kasih sayang antara keduanya.Apabila suami mampu dan ingin mengulangi jima sekali lagi,maka hendaklah ia berwudhu terlebih dahulu.

Rasulullah Shalallahu'alaihi Wasallam  bersabda:

"Jika seorang di antara kalian menggauli istrinya kemudian ingin mengulanginya lagi,maka hendaklah ia berwudhu terlebih dahulu." (HR.Muslim)

Tapi yang lebih afdhal (lebih utama) adalah mandi terlebih dahulu.

Hal ini berdasarkan hadits dari Abu Rafi' ra.bahwasannya Nabi Muhammad Shalallahu'alaihi Wasallam pernah menggilir istri-istrinya dalam satu malam.Beliau mandi di rumah fulanah dan rumah fulanah.

Abu Rafi' berkata: "Wahai Rasulullah,mengapa tidak dengan sekali mandi saja?"

Rasulullah Shalallahu'alaihi Wasallam menjawab: "Ini lebih bersih,lebih baik dan lebih suci."

Seorang suami dibolehkan jima (mencampuri) istrinya kapan waktu saja yang ia kehendaki,pagi siang ataupun malam,bahkan apabila seorang suami melihat wanita yang mengagumkannya.

Hal ini berdasarkan riwayat bahwasannya Rasulullah Shalallahu'alaihi Wasallam melihat wanita yang mengagumkan Beliau.kemudian Beliau mendatangi istrinya (Zainab ra) yang sedang membuat adonan roti,lalu Beliau melakukan hajatnya (berjima dengan istrinya).

Kemudian Beliau Bersabda:

"Sesungguhnya wanita itu menghadap dalam rupa syetan dan membelakangi dalam rupa syetan.Maka apabila seseorang dari kalian melihat seorang wanita (yang mengagumkan),hendaklah ia mendatangi istrinya.Karena yang demikian itu dapat menolak apa yang ada dalam hatinya." (HR.Muslim)

Akan tetapi,ketahuilah bahwasannya menahan pandangan itu wajib hukumnya,karena hadits di atas berkenaan dan berlaku untuk pandangan secara tiba-tiba.

Allah Subhanahu Wata'ala berfirman:

"Katakanlah kepada laki-laki yang beriman,agar mereka menjaga pandangannya,dan memelihara kemaluannya,yang demikian itu lebih suci bagi mereka.Sungguh Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat." (QS.An-Nur:30)

Di haramkan menyetubuhi istri pada duburnya dan haram menyetubuhi istri ketika ia sedang haid/nifas.

Rasulullah Shalallahu'alaihi Wasallam bersabda:

"Barang siapa yang menggauli istrinya yang sedang haid,atau menggaulinya pada duburnya,atau ia mendatangi dukun,maka ia telah kafir terhadap ajaran yang di turunkan Muhammad Shalallahu'alaihi Wasallam."

Beliau juga bersabda:

"Di laknat orang yang menyetubuhi istrinya pada duburnya." (HR.Ahmad)

Apabila seorang suami ingin bercumbu dengan istrinya yang sedang haid,ia boleh bercumbu dengannya selain pada kemaluannya.

Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah Shalallahu'alaihi Wasallam:

"Lakukanlah apa saja kecuali jima/bersetubuh."

Apabila suami atau istri ingin makan atau tidur setelah jima/bersenggama,hendaklah ia mencuci kemaluannya terlebih dahulu,serta mencuci kedua tangannya.

Hal ini berdasarkan hadits dari Aisyah ra.bahwasannya Rasulullah Shalallahu'alaihi Wasallam bersabda:

"Adalah Rasulullah Shalallahu'alaihi Wasallam,apabila hendak tidur dalam keadaan junub,maka Beliau membasuh kemaluannya dan berwudhu seperti wudhu untuk shalat." (HR.Jamaah)

"Adalah Nabi Muhammad Shalallahu'alaihi Wasallam,apabila Beliau hendak makan atau tidur dalam keadaan junub,maka Beliau berwudhu." (HR.Muslim)

Sebaiknya tidak bersenggama dalam keadaan sangat lapar atau dalam keadaan sangat kenyang,karena dapat membahayakan kesehatan.

Suami istri dibolehkan mandi bersama dalam satu tempat,dan suami istri di bolehkan saling melihat aurat masing-masing.

Setiap suami maupun istri dilarang menyebarkan rahasia rumah tangga dan rahasia ranjang mereka.Hal ini di larang oleh Rasulullah Shalallahu'alaihi Wasallam.Bahkan, orang yang menyebarkan rahasia hubungan suami istri adalah orang yang paling jelek kedudukannya disisi Allah.

Rasulullah Shalallahu'alaihi Wasallam bersabda:

"Sesungguhnya manusia yang paling jelek kedudukannya pada hari kiamat adalah laki-laki yang bersenggama dengan istrinya dan wanita yang bersenggama dengan suaminya kemudian ia menyebarkan rahasia istrinya." (HR.Ahmad)

Allah Subhanahu Wata'ala berfirman:

"Maka perempuan-perempuan yang shaleh adalah mereka yang taat kepada Allah dan menjaga diri ketika suaminya tidak ada,karena Allah telah menjaga mereka." (QS.An-Nisa:34)

Silahkan Dibagikan, Semoga bermanfaat,Aamiin.



Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel