Mengapa Kita Harus Taubat.?
21 October 2015
Mengapa Kita Harus Taubat.? (iwanardika.com) - Yang menjadi harapan kita sebagai orang mu'min atau muslim agar selamanya bisa melaksanakan perintah Allah dan perintah Rasul serta menutup lembaran kehidupan dengan husnul khatimah. Allah Subhanahu Wata'ala menjanjikan bagi orang-orang yang mempunyai sikap hidup seperti itu dengan kehidupan sambil dibarengi dengan keridhaan-Nya.
Orang mu'min percaya dengan adanya dan percaya dengan ke Mahaagungan Allah Subhanahu Wata'ala. Berdasar dari adanya iman dan ketauhidan yang ada pada dirinya, dia akan merasa tentram dan merasa damai batinnya, begitu juga orang muslim selamanya akan taat dan berserah diri kepada Allah dan Rasul-Nya tentu akan merasa nyaman dan tentram dalam menerima kehidupan berupa amanah dari Allah Subhanahu Wata'ala.
Orang mu'min percaya dengan adanya dan percaya dengan ke Mahaagungan Allah Subhanahu Wata'ala. Berdasar dari adanya iman dan ketauhidan yang ada pada dirinya, dia akan merasa tentram dan merasa damai batinnya, begitu juga orang muslim selamanya akan taat dan berserah diri kepada Allah dan Rasul-Nya tentu akan merasa nyaman dan tentram dalam menerima kehidupan berupa amanah dari Allah Subhanahu Wata'ala.
Segala persoalan hidup yang dihadapi oleh umhmnya manusia, jika diselidiki tidak sedikit persoalan yang berat dan susah diselesaikannya. Jika diibaratkan jalan tidak rata atau datar selamanya, ada tanjakan ada juga turunan bahkan ada juga tikungan-tikungannnya. Kenyataan hidup yang seperti itu terkadang suka menjadikan manusia menjadi tidak sabar dan akhirnya lupa dengan janji yang pertama kepada Allah Subhanahu Wata'ala.
Akibatnya salah dan salah terus dalam melaksanakan pekerjaan atau dalam melaksanakan kewajibannya. Akhirnya tidak lepas dari dosa, dosa akibat melanggar perintah Allah, entah itu perintah yang harus di kerjakan atau perintah yang harus ditinggalkan.
Di hari akhir (alam akhirat) segala perbuatan manusia selama dialam dunia akan diperlihatkan, akan terlihat dan disaksikan dan dipertanggungjawabkan oleh yang mengerjakannya. Entah itu yang baik atau yang jelek akan ada perhitungannya. Allah Subhanahu Wata'ala memberikan ganjaran dan balasan yang setimpal dengan amal perbuatannya.
Allah Subhanahu Wata'ala berfirman: "Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula." (QS.Al-Zalzalah:7-8)
Dalam surah yasin yang sering kita baca dari awal ayat 55 sampai ayat 65 memberikan gambaran bagaimana kebuktiannya orang-orang yang menjadi penghuni syurga dan bagaimana gambaran orang-orang yang menjadi penghuni neraka akibat tingkah laku dan amal perbuatannya selama didunia.
Allah Subhanahu Wata'ala Maha Adil dan Maha Agung, Maha Pengasih dan Maha Luas Ampunan-Nya, sebagaimana firman-Nya: "Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertobat, beriman, dan beramal saleh." (QS.Thaha: 82)
Ayat ini mengandung arti bahwa dalam melaksanakan tugas hidup dan kehidupan selamanya kita harus mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wata'ala. Dan selamanya harus mau mentafakuri diri dan tingkah laku yang dilakukan oleh kita sambil dibarengi taubat, sebab kita sebagai manusia yang selalu digoda oleh syetan agar kita menjadi temannya sebagaimana janji syetan kepada Allah Subhanahu Wata'ala.
Dan Allah Subhanahu Wata'ala mengingatkan kepada kita agar kita selalu taubat dari segala dosa, entah itu dosa yang terasa ataupun yang tidak terasa, yang disengaja ataupun yang tidak disengaja.
Allah Subhanahu Wata'ala berfirman: "Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS.An-Nur:31)
Dosa yang harus ditaubati oleh kita semua bukan hanya dosa besar, tapi semua dosa entah itu yang besar ataupun yang kita anggap kecil. Bahkan dosa yang kecil bisa jadi dosa besar jika dikerjakan terus menerus sambil kita tidak merasa melanggar setiap kesalahan yang kita lakukan. Walaupun menurut kita kesalahan itu tidak seberapa, atau menurut hukum agama juga merupakan dosa kecil, maka jangan dianggap enteng. Seperti kita suka melalaikan waktu shalat atau melalaikan sunah Rasul, seperti dianggap tidak seberapa.
Padahal jika kita renungkan, jika kita sudah membiasakan menganggap enteng terhadap perkara kebaikan yang kecil apalagi mempunyai perasaan tidak berdosa, maka pekerjaan itu bisa mempengaruhi kepada perbuatan-perbuatan yang besar.
Bisa jadi dimulai dengan meninggalkan shalat rawatib, kemudian tidak membiasakan wiridan, meninggalkan berjamaah, mempunyai anggapan shalat sendiri juga sudah cukup, akhirnya shalat bisa dikalahkan oleh pekerjaan yang lainnya sampai melaksanakan shalat benar-benar seperti terpaksa atau karena malu oleh mertua atau oleh orang lain yang akibatnya akan mendapatkan murka Allah, neraka wel lah tempatnya.
Salah, jika ketentuan-ketentuan agama Allah oleh kita dianggap enteng, walaupun dalam perkara yang kecil, apalagi jika dalam perkara yang besar. Na'udzubillah, kita harus berlindung kepada Allah agar kita bisa menjauhi dari tingkah laku yang salah, apalagi jika kita sampai betah, merasa aman dan merasa bangga melanggar aturan-aturan Allah Subhanahu Wata'ala.
Bagi orang yang beriman, dosa adalah gunung besar yang menjulang diatas mereka yang terus-terusan mengancam akan menimbun rumahnya, jika tidak waspada bisa jadi akan mencelakai kehidupan selanjutnya. Orang mu'min selamanya tetap merasa takut oleh dosa, sebab dosa itu yang akan menjadi ancaman bagi kehidupan diakhirat kelak. Seperti mereka lupa sampai melakukan dosa maka cepat-cepat mereka taubat sambil meminta ampun kepada Allah Subhanahu Wata'ala.
Agar lebih jelas mengenai taubat ini, oleh Allah Subhanahu Wata'ala dijelaskan dalam ayat suci Al-Quran, sebagaimana firman-Nya: "Sesungguhnya taubat yang diterima Allah adalah bagi orang yang mengerjakan kejahatan karena kejahilan, kemudian mereka bertaubat dengan segara. taubat merakalah yang diterima Allah. Dan Allah adalah yang Maha Mengetahui, Maha Bijaksana." (QS.An-Nisa:17)
"Dan bukanlah taubat bagi orang yang mengerjakan kejahatan sehingga maut datang kepada seseorang antara meraka, lalu dia berkata: "Bertaubatlah aku sekarang." Dan bukan juga (bagi) orang yang mati dalam kekafiran, bagi mereka Kami sediakan azab yang pedih." (QS.An-Nisa:18)
Semoga kita selamanya ada dalam hidayah dan taufiq Allah Subhanahu Wata'ala, agar dalam melaksanakan tugas hidup dan kehidupan ini merasa lebih berhati-hati ketika akan melakukan dosa, dan dimana kita gelap sampai melakukan dosa benar-benar merasa menyesal dan terus bertaubat dan berjanji tidak akan melakukannya lagi, bilamana dosa yang dilakukan itu ada sangkut pautnya dengan yang manusia, maka kita harus meminta maaf kepadanya sebelum kita meminta maaf kepada Allah.
Semoga Allah Subhanahu Wata'ala menerima taubat kita, dan mengampuni dosa-dosa kita semua, Aamiin.