-->

Tips Agar Do'a Kita Dikabulkan Oleh Allah


Tips Agar Do'a Kita Dikabulkan Oleh Allah (iwanardika.com) - Dalam salah satu hadits yang dari Ibnu Umar r.a. Rasulullah Shalallahu'alaihi Wasallam pernah menceritakan kejadian tiga orang yang berteduh didalam sebuah gua. Ketiga orang ini merasa bingung karena pintu gua tertutup batu yang jatuh dari atas. Mereka tidak bisa keluar dari dalam gua, karena batu yang menghalangi begitu besar dan tidak bisa digeser keluar meskipun oleh mereka bertiga.

Akhirnya mereka merenung memikirkan bagaimana caranya agar mereka bisa keluar. Diantara mereka ada yang berkata: "coba kalian ingat-ingat, siapa tau diantara kalian mempunyai amal yang pernah dilakukan dan amal itu benar-benar bersih karena Allah."

Tips Agar Do'a Kita Dikabulkan Oleh Allah

Salah seorang diantara mereka kemudian berkata begini: "Yaa Allah, sesungguhnya hamba mempunyai dua orang tua yaitu ibu dan bapak yang sudah tua, dan hamba mempunyai anak yang masih kecil-kecil dan hamba yang merawat mereka. Ketika hamba pulang dari bekerja, hamba beri mereka susu, dan hamba selalu mendahulukan memberikan minuman itu kepada bapak dan ibu sebelum dikasihkan kepada anak. Pada suatu hari hamba pernah pulang kemalaman. Dan ibu serta bapak sudah pada tidur lelap sekali kelihatannya. Hamba lalu memberikan susu seperti biasanya. Setelah itu hamba menunggu disamping kepala ibu dan bapak, hamba tidak berani membangunkan mereka dan hamba tidak berani memberikan susu kepada anak sebelum ibu dan bapak lebih dulu meminumnya. Meskipun anak waktu itu muter-muter ingin segera meminum susu oleh hamba tidak dihiraukan sampai fajar waktunya ibu dan bapak bangun. Setelah ibu dan bapak bangun susu oleh hamba dikasihkan kepada mereka, dan kemudian baru hamba kasihkan kepada anak."

"Yaa Allah, sesungguhnya hamba melakukan hal itu ikhlas semata-mata karena mengharap ridha-Mu. Semoga Engkau menggeserkan batu ini agar kami semua bisa kembali melihat langit."

Setelah berdo'a itu kemudian ketiganya menggeser batu yang menghalangi itu. Dengan kuasa Allah Subhanahu Wata'ala batu itu bergeser, tapi baru sedikit dan belum bisa dipakai keluar. Padahal sebelumnya batu itu tidak bergerak sedikitpun saat digeser.

Setelah itu kemudian yang seorang lagi berkata: "Yaa Allah, hamba pernah mencintai seorang anak dari paman hamba, seperti kuatnya cinta seorang pria kepada kaum wanita. Tapi ia menolak. Kemudian hamba berusaha sekuat tenaga membujuk dengan uang seratus dinar dan hamba berikan kepadanya. Akhirnya hamba bisa bersama-sama dengannya."

Ketika hamba sudah diam diantara kedua pahanya ia berkata: "Hai hamba Allah engkau harus takut kepada Allah, jangan berani-berani membuka cincinku kecuali dengan jalan yang hak (nikah)." 

Mendengar itu, hamba terperanjat bangun meninggalkannya, dan uang yang seratus dinar tetap oleh hamba diberikan kepadanya.

"Yaa Allah, seandainya amal yang dilakukan oleh hamba karena mengharap ridha-Mu semoga batu ini bisa bergeser dengan kuasa-Mu."

Setelah itu, batu itu digeser lagi oleh mereka bertiga. Batu itu bergeser lagi sedikit, tapi tetap masih belum bisa dipakai jalan untuk keluar.

Kemudian yang seorang lagi berkata: "Yaa Allah, sesungguhnya hamba pernah memberikan upah kepada seorang pekerja dengan berupa sekulak padi. Setelah selesai dari pekerjaannya hamba memberikan upahnya . Tapi upah dari hamba itu ditinggalkan olehnya."

Karena kelamaan titipan itu tidak diambil juga, akhirnya oleh hamba ditanam. Setelah panen kemudian ditanam lagi. Terus seperti itu selama orang itu belum datang kepada hamba. Hasilnya oleh hamba dibelikan sapi-sapi dan yang mengurusnya.

 Pada suatu ketika orang itu datang hendak mengambil titipan yang dulu dan ia berkata seperti ini:
"engkau harus takut kepada Allah, mana upahku yang dulu berupa sekulak padi itu?."
Dan hamba menjawab kepada orang itu: "lihat lah olehmu sapi-sapi di ladang yang sedang digembala komplit dengan penggembalanya, silahkan ambil olehmu semuanya adalah punya engkau."

Kemudian orang itu berkata: "engkau harus takut kepada Allah, dan jangan bercanda kepadaku."
Dan hamba menjawab: "sesungguhnya aku tidak bercanda kepadamu. Silahkan ambil semuanya, itu semuanya adalah kepunyaanmu."

Kemudian orang itu mengambil semuanya. Sesungguhnya hamba melakukan hal itu semata-mata hanya mengharap ridha-Mu. Semoga Engkau bisa menggeserkan batu ini sampai hamba semua bisa keluar.

Setelah itu batu itu kemudian digeser lagi oleh mereka bertiga. Dan batu itu akhirnya bergeser penuh sampai akhirnya mereka semua bisa keluar dari gua itu dengan selamat.

Kejadian ini pernah disampaikan oleh Rasulullah Shalallahu Wasallam, perlu jadi bahan untuk ditafakuri oleh kita semua. Bahwa sebenarnya untuk orang-orang yang benar-benar bertaqwa kepada Allah Subhanahu Wata'ala sambil dibarengi dengan mengerjakan amal-amal sholeh yang didasarkan karena Allah dan mengharap ridha Allah, diantaranya bagus akhlaq kepada ibu bapak, menjauhi maksiyat, dan menjaga amanat seperti contoh tadi,

 Insya Allah, Allah Subhanahu Wata'ala akan memberi jalan keluar dari segala kesusahan dan kesulitan yang sedang dihadapi. Sebagaimana janji Allah didalam Al-Quran:

"Barangsiapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya."

(QS.At-Thalaq:2-3)

Jika kita semua memiliki rasa sudah bertaqwa kepada Allah Subhanahu Wata'ala. Tapi oleh kita belum terasa adanya pertolongan dari Allah Subhanahu Wata'ala. Perlu oleh kita ditafakuri. Apakah kita sudah mempunyai amal soleh yang kita lakukan benar-benar karena Allah dan mengharap ridha Allah atau belum?

Jika kita sudah merasa bahwa kita melakukan amal soleh mudah-mudahan amal soleh ini diterima oleh Allah Subhanahu Wata'ala. Serta bisa menjadi jaminan agar terkabulnnya do'a-do'a kita.

Dan jika kita masih belum memiliki amal soleh, maka segera laksanakan agar kita bisa berdo'a sambil dikabulkan oleh yang Maha Kuasa yaitu Allah Subhanahu Wata'ala.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel