-->

Nabi Dan Para Sahabatnya Pun Menangis, Ini Kisahnya

Nabi Dan Para Sahabatnya Pun Menangis, Ini Kisahnya ( iwanardika.com ) - Pada suatu malam dibulan rajab, ketika Nabi Muhammad Saw. bangun tengah malam lalu beliau menuju masjid, namun ketika sampai didepan pintu masjid beliau menghentikan langkah kakinya, karena terdengar suara tangisan Abu Bakar dalam keadaan solat malam, saat itu Abu Bakar r.a. sedang membaca ayat 111 dari surah At-Taubah yang artinya: "Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka."

Ditempat lain dimasjid itu, terdengar pula suara tangisan Ali r.a. ditengah-tengah menunaikan solat malam, ketika itu ia sedang membaca ayat 9 dari  surah Az-Zumar yang artinya: "Katakanlah, adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang berakallah yang dapat menerima pelajaran."

Nabi Dan Para Sahabatnya Pun Menangis, Ini Kisahnya

Disisi lain masjid itu, terdengar pula suara tangisan Mu'adz bin Jabal sedang dalam menunaikan solat malam yang hendak menghatamkan Al-Quran dalam solatnya, terdengar pula tangisan sahabat Bilal sedang dalam menjalankan solat malam dan hendak menghatamkan Al-Quran dalam solatnya, seperti ketiga sahabat tersebut.


Nabi Muhammad Saw. menjadi terharu dan ikut menangis bersama mereka, airmata jatuh tergerai dengan suara yang tertahan, karena tangisan beliau tak terdengar suaranya, tetapi airmatanya begitu deras mengalir membasahi pipi beliau yang mulia. Setelah mereka selesai menunaikan solatnya, beliau beranjak pergi, sementara mereka tidak mengetahui kalau aktivitas ibadah mereka itu disaksikan oleh Nabi Muhammad Saw. yang ikut menangis bersama mereka didepan masjid.

Setelah menunaikan solat subuh berjamaah, dengan perasaan gembira dan wajah berseri-seri beliau menghadap para jamaah dan berkata: "Wahai Abu Bakar, mengapa semalam kamu menangis ketika membaca firman Allah dalam surah At-Taubah yang artinya: "Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka." (QS. At-Taubah: 111)

Abu Bakar menjawab: "Bagaimana aku tidak menangis, sementara Allah menyatakan dalam ayat itu bahwa Ia akan membeli hamba-Nya. Jika hamba tersebut cacat, tentu Ia tidak akan membelinya, atau jika cacat itu diketahui setelah dibeli, tentu pembeli itu tidak akan mengembalikannya. Jika aku cacat ketika dibeli atau baru terlihat cacatnya setelah dibeli dan Allah mengembalikanku, berarti aku menjadi penghuni neraka, karenanya, aku menangis ketika membaca ayat tersebut."

Tak lama kemudian malaikat Jibril turun dan berkata: "Hai Muhammad, katakanlah kepada Abu Bakar, bahwa jika pembeli mengetahui cacat budak lalu tetap membeli dengan cacatnya, maka dia tidak memiliki kekuatan untuk mengembalikannya. Dan Allah Swt. Maha Mengetahui akan cacat hamba-Nya sebelum menciptakannya. Maka beserta cacatnya itu Ia akan membelinya dan tidak akan mengembalikannya, begitu juga cacat yang terdapat setelah dibeli."

Mendengar penjelasan Jibril itu, Rasulullah menjadi gembira, begitu pula para sahabat, utamanya Abu Bakar r.a.

Lalu Nabi Muhammad Saw. bertanya kepada Ali: "Wahai Ali, mengapa kamu menangis ketika membaca ayat 9 surah Az-Zumar yang artinya: "Katakanlah, adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang berakallah yang dapat menerima pelajaran." (QS. Az-Zumar: 9)

Ali menjawab: "Bagaimana aku tidak menangis membaca ayat tersebut, karena bapak kita adam adalah orang yang lebih tahu, karena Allah mengajarinya nama-nama seluruhnya. Sementara aku tidak, maka tentu aku tidak sama seperti Adam. Maka aku menjadi menangis ketika membaca ayat tersebut."

Kemudian Jibril datang dan berkata: "Wahai Muhammad, katakan kepada Ali bahwa maksudnya tidaklah begitu. Tetapi pada hari kiamat nanti, orang-orang kafir tidak bersama dengan orang-orang yang beriman. Karena orang kafir menyembah berhala dan tidak beriman kepada Allah, setiap waktu mengucapkan "Laailaaha Illallah, Muhammadurrasulullah", jika orang-orang yang beriman berbuat kebaikan, mereka senang dan memuji Allah, jika mereka berbuat kesalahan mereka beristighfar, memohon ampun kepada Allah Swt. Maka pasti tidak sama antara orang-orang kafir dengan orang-orang yang beriman. Orang kafif tempatnya dineraka, sedangkan orang yang beriman tempatnya disurga."

Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiq-Nya kepada kita semua, agar kita menjadi selamat dan bahagia didunia dan akhirat, Aamiin.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel