Maut Pasti Akan Datang Menjemput Kita
11 December 2015
Maut Pasti Akan Datang Menjemput Kita (iwanardika.com) - Didalam Al-Quranul karim Allah swt. telah mengingatkan kepada kita semua bahwa setiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati, sebagaimana dalam firman-Nya: "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu." (QS. Ali-Imran: 185)
Kematian adalah suatu kepastian yang akan dialami oleh setiap manusia yang hidup didunia ini. Bergulirnya waktu dan bertambahnya usia seseorang, pada dasarnya berarti ia telah bertambah mendekati pada titik akhir kehidupannya.
Disadari atau tidak, cepat atau lambat, setiap orang pasti akan sampai juga pada ajalnya dan mengalami kematian. Karena Allah tidak menjadikan seorang manusiapun yang hidup kekal selamanya didunia yang fana ini.
Allah swt. berfirman: "Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad), maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal?" (QS. Al-Anbiyaa: 34)
Ketika malaikat maut datang menghampiri seseorang karena ajalnya telah tiba, maka orang itu tidak akan luput daripadanya, kemanapun ia berlari untuk bersembunyi, meskipun dirawat dan dikelilingi oleh team dokter yang paling ahli dengan peralatan teknologi medis mutakhir yang paling canggih. Semua itu tidak akan dapat menolong dan menghindarkannya dari kematian.
Sebagaimana ditegaskan Allah swt. dalam firman-Nya: "Katakanlah, sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan dikembalikan kepada (Allah), yang Maha Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan." (QS. Al-Jumu'ah: 8)
Tidak ada seorangpun yang tahu kapan kematian itu akan menghampiri dan menjemputnya. Yang pasti apabila saat itu telah tiba, tidak akan dapat dimajukan dan tidak dapat pula diundurkan walaupun hanya sedetik.
Allah swt. berfirman yang artinya: "Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukannya." (QS. Yunus: 49)
Ketika seseorang berada dalam situasi tekanan kematian (sakaratul maut) dan nyawa sudah sampai pada kerongkongan, maka ia diperlihatkan tempat yang akan dihuni, apakah tempat itu indah dan membahagiakan ataukah sebaliknya tempat itu menyeramkan dan menyengsarakan.
Allah swt. berfirman yang artinya: "Maka mengapa ketika nyawa sampai dikerongkongan, padahal ketika itu kamu melihat." (QS. Al-Waqi'ah: 84-85)
Sebagaimana halnya juga yang disebutkan dalam hadits Nabi saw. sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda: "Sesungguhnya ruh orang mukmin itu tidaklah keluar (mati), sehingga ia melihat tempatnya di surga. Dan ruh orang kafir itu tidak akan keluar (mati), sehingga ia melihat tempatnya dineraka." (Muttafaq Alaih)
Dari hadits tersebut jelaslah bagi kita bahwa jika mukmin, maka ia diperlihatkan pemandangan surga dengan berbagai keindahan dan kenikmatan yang menggiurkan yang belum pernah ia lihat didunia.
Sehingga ketika itu seolah-olah ia tidak sabar lagi dan ingin segera menghuninya. Sehingga disaat ia menghembuskan nafas yang terakhir kalinya, iapun mengakhiri kehidupannya didunia ini dengan riang gembira dan wajahnya terlihat tersenyum. Sementara keluarga yang ditinggalkan meneteskan airmata, berbelasungkawa karena merasa kehilangan orang yang dicintainya.
Tetapi apabila ia orang munafik atau orang kafir, maka ia diperlihatkan tempat yang menyeramkan dan menakutkan yang belum pernah ia bayangkan dan saksikan didunia, sehingga ia merasa terhenyak dan terkejut yang luar biasa, lalu ia mengaduh dan meminta agar kematiannya ditunda walau barang sebentar saja untuk beramal soleh dan berbuat kebajikan.
Namun apa boleh buat, nasi sudah menjadi bubur, saat keadilan ditegakan bagi dirinya. Maka dengan penyesalan yang mendalam iapun mengakhiri kehidupan dunia yang fana ini, dengan wajah murung, dicekam oleh ketakutan dan kepedihan yang luar biasa.
Allah swt. berfirman yang artinya: "Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang diantara kamu, lalu ia berkata: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian) ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang soleh?" (QS.Al-Munafiqun: 10)
Oleh karena itu, sebagai orang yang beriman tindakan yang paling tepat adalah mengoptimalkan sia-sia usia untuk betaubat, berbuat kebajikan dan memperbanyak amal soleh, agar tidak mengalami penyesalan dikemudian hari.
Semoga bermanfaat, yuk bagikan artikel ini ke media sosial masing-masing.