Renungan Di Tahun Baru Hijriyah
17 October 2015
Renungan Di Tahun Baru Hijriyah (iwanardika.com) - Alhamdulillah, kita semua bersyukur kepada Allah Subhanahu Wata'ala atas segala nikmat dan karunia-Nya yang tak terhingga,juga atas nikmat bahwa hingga saat ini kita masih di beri kesempatan untuk bisa menghirup udara di bumi Allah ini,sehingga kini kita telah memasuki tahun baru islam yaitu tahun baru Hijriyah.
Sampai hari ini umumnya kita masih optimis mempunyai keyakinan bahwa umur kita masih panjang,mati masih jauh walaupun kita tidak tahu kapan sebenarnya mati akan datang, karena hakikatnya mati selalu mengikuti kita.
Kita tentu pernah menyaksikan tetangga,sahabat dan orang lain yang meninggalkan dunia ini.Sementara kita selalu berkeyakinan bahwa giliran kita masih lama,walaupun kita yakin bahwa kita juga akan mendapat giliran yang sama untuk kembali menghadap Sang Pencipta.
Allah Subhanahu Wata'ala berfirman: "Jika telah datang ajal kepada mereka,tidak ada yang bisa minta untuk di akhirkan atau di awalkan." (QS.Yunus:49).
Mati adalah satu kepastian dari Allah yang tidak bisa di cegah ketika datang pada waktunya.Tak peduli tua,muda ataupun anak-anak,kaya atau miskin,yang masih kuat atau yang lemah,melalui sakit atau sehat,rakyat atau pejabat,jika maut telah menjemput maka takkan ada yang bisa untuk mencegahnya.
Hidup kita seperti lampu lilin,terang cuma sebentar sekali,bahkan tidak sampai semalaman,tiap menit lilin mencair dan berkurang,yang akhirnya pelan-pelan akan habis terangnya dan mati.
Semakin lama jatah umur kita berkurang,entah berapa tahun atau berapa hari lagi sisa umur kita hidup di dunia ini,dan sesudah kehidupan di dunia ini kita akan menjalani kehidupan di alam lain.
Hakikatnya kehidupan manusia itu tidak ada akhirnya,walaupun manusia akan mengalami yang namanya mati,tapi kematian sebenarnya bukan akhir dari kehidupan,tapi kematian adalah merupakan pintu untuk membuka kehidupan yang baru yang takkan ada akhirnya.Setelah mati,manusia akan menempuh kehidupan yang panjang,dan tak akan bisa berbuat amal,tapi menerima dan memperhitungkan hasil amal dan pekerjaan di dunia yang hidup cuma sekejap,seperti yang mengembara atau menyebrang jalan.
Kita tidak bisa menambah umur di dunia ini sebab Allah Subhanahu Wata'ala sudah menetapkannya, biarpun sampai menangis mengeluarkan air mata darah kita meminta hidup kembali ke dunia sesudah nyawa terpisah dari raga,walaupun menjerit menembus langit berteriak memenuhi jagat tetap tidak akan bisa.
"Allah tidak akan memberi waktu lagi,jika datang waktunya ajal,Allah Maha Mengetahui apa-apa yang kamu lakukan." (QS-Al-Munafiqun:11).
Seharusnya,jika dari sekarang kita sudah siap-siap dengan menggunakan segala kesempatan untuk melakukan amal ibadah.Menggunakan masa muda sebelum tua,sehat sebelum datang sakit,hidup sebelum mati,kaya sebelum miskin,dan menggunakan waktu luang sebelum datangnya waktu yang penuh kesibukan.
Karena semua amal ibadah kita di dunia inilah yang akan terus mengiringi dan akan menolong kita kelak.
Pada saat kita menghadapi sakaratul maut,cuma tangis dan kesedihan keluarga yang bisa di buktikan .Seandainya sudah terbujur kaku,hanya bisa mengantarkan ke kuburan sambil di iringi do'a.Sesudah jasad di pendam,kuburan di tumpuk tanah,kita di tinggalkan sendirian dan akan menghadapi dan menerima pertanyaan.
Cinta dan kasih sayang keluarga,sahabat dan saudara ada batasnya,hanya sebatas di dunia.
Begitu juga harta yang selalu di bela,sampai habis-habisan siang dan malam mencarinya,ternyata dari mulai sakit pun sudah mulai menjauhi.Begitu terasanya nikmat ketika sehat,bahkan jika lebih jauh kita pikirkan,seandainya harta dan kekayaan yang tidak di syukuri justru akan menjadi penyakit bagi diri kita sendiri.
Tidak ada gunanya kita mengusahakan dan memperjuangkan apalagi sampai harus mengorbankan akidah dan keyakinan.Sebab harta yang di dapat dari berbohong,menipu dan merugikan orang lain apalagi sampai melanggar perintah dari Allah itu tidak akan mendatangkan keberkahan bagi kehidupan kita.
Hanya harta yang di cari dengan jalan yang halal serta di manfaatkan di jalan Allah yang akan terbawa.Akan menemani kita jika kita sudah menghadap Sang Pencipta.
Rasulullah Shalallahu'alaihi Wasallam bersabda: "Yang akan menjadi teman anak Adam itu ada tiga: Satu: teman yang sampai waktu sekarat. Kedua:teman yang sampai ke kuburan. Ketiga:teman yang sampai ke padang mahsyar."
"Adapun teman yang sampai waktu sekarat adalah harta. Teman yang sampai ke kuburan adalah saudara dan sahabat. Dan yang ketiga yang akan terus sampai ke akhirat yaitu amal." (HR.Bukhari-Muslim).
Dalam hadits lainnya Rasulullah Shalallahu'alaihi Wasallam berdabda: "Apabila anak cucu Adam meninggal dunia,maka putuslah segala amalnya,kecuali tiga perkara:Shodaqoh jariyah,Ilmu yang bermanfaat,Anak yang sholeh yang mendo'akan." (HR.Abu Daud).
Islam memerintahkan kepada umatnya supaya banyak harta sambil di gunakan untuk beribadah kepada Allah,harus punya ilmu,harus punya jabatan,tapi semuanya semata-mata hanya untuk dalam rangka berbakti kepada Allah.
Sekali lagi,kita perlu meyakinkan yang seyakin yakinnya bahwa hidup di dunia ini takkan abadi selamanya, nanti kehidupan kita akan berubah. Kita sudah menyaksikan perubahan alam disekitar kita,awan terus berubah dan pindah-pindah,demikian juga keadaan diri yang terasa oleh kita,gigi sudah mulai berjatuhan, kulit mulai keriput dan rapuh nya badan adalah tanda pengingat-ingat untuk kita supaya hidup kita jangan terlena,jangan terlalu terpesona oleh kehidupan dunia yang waktunya hanya sebentar saja.
Dalam rangka memperingati tahun baru hijriyah bulan muharram ini,mari kita mulai isi dengan amal dengan melaksanakan puasa dua hari yaitu tanggal 9 dan 10 muharram.
Rasulullah Shalallahu'alaihi Wasallam bersabda: "Hari ini tanggal 10 muharram,tidak di wajibkan puasa kepadamu,tapi Aku berpuasa.Maka siapa yang mau puasa silahkan laksanakan,dan bagi yang tidak mau berpuasa tidak apa-apa berbuka." (HR.Bukhari).
"Seandainya Aku masih ada umur tahun depan,Aku akan melaksanakan puasa pada tanggal 9 muharram." (HR.Muslim).
Mudah-mudahan kita bisa mengisi bulan muharram ini dengan berbagai amal yang di ridhai oleh Allah Subhanahu Wata'ala,sambil bisa meningkatkan amal ibadah kepada-Nya.
Kita hijrah dari segala perbuatan yang bisa menyebabkan datangnya murka Allah Subhanahu Wata'ala kepada amal yang di ridhai-Nya,kita tinggalkan segala tingkah dan perbuatan yang tidak cocok dengan ajaran Islam yang sudah menjadi keyakinan kita.
Semoga kita semua di beri kekuatan iman agar bisa menjaga hidup secara berjamaah dengan sesama umat Islam,Aamiin.