Artikel Islami, Dzikrullah Saat Melihat Pelangi
05 February 2016
Dzikrullah Saat Melihat Pelangi (iwanardika.com) - Cahaya lengkung dilangit yang mengandung warna-warna spektrum sinar matahari (cahaya putih) apabila tersebar oleh titik-titik hujan, hingga cahaya lengkungan yang terbentuk menjadi sebuah deretan warna yang indah, deretan warna tersebut adalah merah, jingga, kuning, hijau, biru, dan ungu, cahaya lengkungan yang indah itu disebut pelangi atau bianglala. Pelangi dapat dilihat apabila hujan ada dimuka bumi kita dan matahari dibelakang kita, indeks warna merah paling kecil, indeks bias warna untuk pada pelangi yang paling besar. Pelangi yang hanya memantulkan cahaya putih satu kali ketika berjalan menembus setetes air hujan dinamakan pelangi primer, sedangkan pelangi sekunder adalah pelangi yang cahaya putihnya dipantulkan dua kali ketika berjalan menembus seteses air hujan yang terhambur sama rata.
Pelangi terbentuk jika cahaya matahari bersinar menembus butir-butir air atau tetes-tetes air. Butiran air itu memantulkan dan membiaskan berkas-berkas cahaya tersebut sehingga warna-warna terdispersi atau tersebar menjadi spektrum atau deretan warna. Seperti merah, jingga, kuning, hijau, biru dan ungu.
Pada pelangi jenis primer, cahaya merah terlihat dari tetes-tetes air hujan yang berada disudut 42 derajat, sekundernya berada disudut 40 derajat, cahaya biru datang dari tetes-tetes air yang berada disudut 40 derajat, cahaya biru yang terjadi pada pelangi sekunder berada disudut 54 derajat, jadi, semua warna yang terbentuk dari datangnya tetes-tetes air yang terdapat diantara sudut kedua pelangi cahaya merah dan biru tersebut.
Dengan memperhatikan tanda-tanda kejadian alam ciptaan-Nya, kita patut berpikir dan berdzikir, namun, rahasia alam berupa "kejadian pelangi" itu yang sangat indah menakjubkan, berpikir secara logis belumlah sempurna.
Dalam memecahkan kejadiannya, bahkan boleh jadi kita bertambah kebingungan, oleh karena itu, melalui dzikir dapat menambah Iptek yang belum sempurna itu, dzikir sebagai penguat ilmu pengetahuan dan teknologi menjadikan alam tercipta seimbang dan teratur menurut sunatullah.
Berdzikirlah ketika memandang kelangit terdapat kejadian pelangi. Hal ini diceritakan dari Abu Ya'la Mushili memberitahukan kepada kami, dia berkata: "Ibnu Abi Fadaik menceritakan kepada kami, Ibrahim bin Al-Fadhal menceritakan kepada kami dari Al-Maqrabi, dari Abu Hurairah r.a. bahwasannya apabila Rasulullah Saw. dibingungkan oleh suatu persoalan, maka beliau memandang kelangit seraya berdoa: SubhanAllahhil'adzhiim, Artinya: "Maha Suci Allah Yang Maha Agung."
(Rosyani Rodji/iwanardika.com)