-->

7 Cara Menyambut Kelahiran Anak Secara Islami

7 Cara Menyambut Kelahiran Anak Secara Islami ( iwanardika.com ) - Setiap orang tua tentu mengharapkan anak-anaknya menjadi anak yang soleh dan berkualitas. Dan untuk mewujudkan cita-cita itu diperlukan usaha sedini mungkin sejak sang bayi dilahirkan. Bahkan jauh sebelum anak itu dilahirkan, mulai dari pemilihan jodoh, ketika melakukan hubungan suami istri dan seterusnya, sampai anak terlahir kedunia.

Dan diantara yang perlu dilakukan ketika anak lahir kedunia adalah:

7 Cara Menyambut Kelahiran Anak Secara Islami

Pertama: Istihdad (memotong tali ari-ari), karena sabda Rasulullah Saw. yang diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, Rasulullah Saw. bersabda: "Lima hal yang termasuk fitrah, potong ari-ari (placenta), khitan, cukur kumis, mencabut bulu ketiak dan memotong kuku." (HR. Bukhari-Muslim)


Kedua: Mengadzankan pada telinga kanan dan iqamah pada telinga kiri, karena adanya hadits yang menyatakan, bahwa bayi yang diadzani dan diiqamati, tidak akan diganggu ummu-shibyan (pengikut jin). Dalam riwayat lain juga disebutkan bahwa Nabi Muhammad Saw. mengadzani cucu beliau Hasan dan Husen. Tetapi oleh sebagian pihak, hadis ini dipandang sebagai hadis dhaif.

Ketiga: Takhik, yakni mencicipi bayi dengan kurma (untuk disini, kiranya dapat dilakukan dengan umpamanya madu), seraya berdo'a mohon berkah dari Allah Swt. baginya. Didalam hadis shahih Bukhari-Muslim, dari Abu Musa ra. disebutkan: "Telah lahir bagiku seorang anak (bagi Abu Musa ra.). Aku mendatangi Nabi Saw. maka beliau namai anakku "Ibrahim" dan menyuapinya dengan tumrah (kurma) dan beliau berdo'a untuk keberkahannya."

Keempat: Aqiqah, yaitu menyembelih hewan dan membagi-bagikan dagingnya. Utamanya dua ekor kambing untuk setiap bayi laki-laki dan seekor kambing untuk bayi perempuan. Karena adanya hadis yang diriwayatkan dari Samurah ra. bahwasannya Rasulullah Saw. bersabda:
Artinya: "Setiap anak tergadai dengan aqiqahnya. Disembelihkan baginya pada hari ketujuh dari hari lahirnya dan (dihari itu juga) dicukur rambutnya dan diberi nama." (HR. Ahmad-Tirmidzi)

Kelima: Mencukur rambut bawaannya, baik bayi laki-laki, ataupun perempuan. Agama memandang rambut tersebut sebagai "adzhaa". Ada yang menafsirkan bahwa anak tersebut masih terikat adzhaa, penyakit dikepalanya. Dan disedekahi dengan perak seberat timbangan rambut cukurannya itu.
Ini berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad dari Abi Rafi ra. bahwasannya Fatimah ra. telah bertanya kepada Rasulullah Saw: "Yaa  Rasulullah, tidakkah saya harus mengaqiqahi anak saya dengan dam?" Rasulullah menjawab: "Tidak, tetapi cukurlah kepalanya dan sedekahkanlah perak (seharga perak), seberat timbangan rambutnya."

Keenam: Memberi nama yang baik, orang tua hendaklah memilih nama-nama yang terpuji. Baik kedengarannya, baik maknanya dan seyogyanya tercermin pada nama itu harapan dan cita-cita yang luhur, seperti Ahmad, Muhammad, Abdulah dan lain sebagainya. Rasulullah Saw. banyak mengganti nama-nama sahabat yang berbau jahiliyah dengan nama-nama yang islami. Demikian juga Nabi Muhammad Saw. tidak senang dengan gelar-gelar yang bernada angkuh seperti: Syahin Syah, Raja Diraja dan lain sebagainya. Juga Beliau tidak senang dengan panggilan-panggilan yang buruk.

Ketujuh: Berkhitan, mengenai khitan jumhur ulama berpendapat bahwa berkhitan adalah suatu sunnah (ketentuan yang tetap) bagi lelaki islam. Ada pula yang berpendapat bahwa khitan hukumnya wajib, sebab kesucian menjadi syarat sahnya seseorang untuk melakukan shalat. Khitan adalah suatu diantara kesempurnaan islam seseorang, walaupun ia tidak menjadi syarat sahnya seseorang masuk islam, hanya saja islam nya belum Kaaffah (belum secara total). Oleh sebab itu, bagi pemeluk-pemeluk yang baru masuk islam dan masih berat untuk di khitan, maklumilah mereka dan janganlah pula dijadikan syarat untuk menolaknya masuk islam. Mereka masih Mu'allaf, masih harus dibina dengan penuh kasih sayang, sehingga dapat memahami islam secara benar dan memiliki kesadaran yang tinggi untuk melaksanakan syariat islam yang dianutnya.

Semoga Allah senantiasa memberi menganugerahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada kita semua, Aamiin.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel